Jumat, 20 April 2012

Tradisi nyirih masyarakat papua



BAB I
PENDAHULUAN
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Solawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya di yaumul kiyamah. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua amien.


A.      Latar belakang

Menyirih merupakkan kebutuhan pokok masarakat papua di samping sandang
Dan pangan.Masalah menyirih merupakan masalah yang mempuyai pengaruh bagi kesehatan
         
Menyirih merupakan salah satu kebutuhan masarakat papua sehari-hari pagi, siang, sore dan malam sebagai kebutuhan pokok menyirih bisa menguatkan gigi dan menjauhkan si pengguna sakit gigi, tetapi juga mempunyai efek samping yang mengerikan seperti kangker rongga mulut dan bisa berakibat kematian

Menyirih pada dasarnya tidak baik bagi kesehatan si pengguna karna menggunakan bahan-bahan campuran yang berbahaya sudah saatnya kita generasi-generasi mmuda untuk bergaya hidup yang lebih baik dan sehat

Tujuan
Untuk menambah pengetahuan tentang tradisi-tradisi atau budaya-budaya yang ada disekitar kita. Dan juga untuk mengetahui lebih dalam tentang apa itu menyirih, manfaat menyirih, dan juga dampak apa saja yang akan timbul jika menyirih.





BAB II
PEMBAHASAN

TRADISI NYIRIH MASYARAKAT PAPUA

Sirih adalah tumbuhan merambat di pohon lain, daunnya berasa agak pedas, biasa dikunyah bersama dng pinang, kapur, gambir sbg makanan yg mencandu, penguat gigi, dsb;
Menyirih adalah memakan atau mengunyah sirih.

Menyirih mempunyai beberapa manfaat seperti meningkatkan kapasitas bekerja, menimbulkan sensasi panas dalam tubuh dan meningkatkan kewaspadaan. Menyirih juga dilakukan oleh orang-orang kurang mampu untuk menghindari kebosanan dan menekan rasa lapar.
Kegiatan menyirih amat sangat banyak dijumpai di papua dan di daerah indonesia lainnya sebagian besar orang yang gemar menyirih adalah orang-orang lansia atau orang-orang yang sudah berusia lanjut dan orang-orang yang masih menghormati adat-adat atau budaya-budaya warisan leluhur atau nenek moyangnya.
Menyirih biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang mereka, karena mereka beranggapan bahwa dengan menyirih mereka juga bisa menghilangkan bebanfikiran yang sedang mereka hadapi, bisa mengganjal rasa lapar, mengusir rasa kejenuhan, dan juga bisa memperkuat gigi mereka. Menyirih juga merupakan hobi bagi mereka.
Kegiatan menyirih, melalui beberapa penelitian dapat menimbulkan efek negatif terhadap jaringan mukosa oral. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya efek negatif terhadap jaringan mukosa di rongga mulut akibat kebiasaan menyirih adalah komposisi menyirih, frekuensi menyirih, durasi menyirih dan penggunaan sepanjang malam.


Komposisi Menyirih
Berdasarkan kandungan utamanya, campuran sirih adalah kombinasi dari daun sirih, biji pinang dan kapur (aqueous calcium hydroxide past ), tembakau dan gambir. Ada beberapa istilah dan jenis campuran dalam mengunyah sirih seperti pan masala (biji pinang, kapur, catechu, dan campuran lainnya), mainpuri (tembakau, kapur, biji pinang, camphor dan cengkeh), mawa (biji pinang, tembakau, kapur), khaini (tembakau dan kapur), dan gutka (pan masala ditambah tembakau).
Sirih (Piper Betle)
Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat, di mana daun dan buahnya dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur.
Tanaman merambat ini dapat mencapai tinggi 15 m, batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bahan-bahan yang terdapat dalam daun sirih ialah kalsium nitrat, sedikit gula dan tannin.7,8
Adanya minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betelphenol), pati, diatase, gula, zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan anti jamur (fungisida). Sirih juga bermanfaat untuk menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan pencernaan.
Gambir (Uncaria Gambir)
Gambir dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulai dari topografi yang agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk dan hanya dilakukan pembersihan dan pemangkasan saja. Gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Gambir memiliki daun berbentuk lonjong dan permukaannya licin. Bunganya berwarna kelabu.
Gambir merupakan ekstrak dari daun dan ranting tanaman gambir, yang disedimentasikan kemudian dicetak dan dikeringkan. Hampir 95% produksi dibuat menjadi produk ini, yang biasanya dinamakan betel bite atau pan masala. Bentuk cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat kehitaman. Bentuk lainnya adalah bubuk atau biskuit. Nama lainnya adalah catechu, gutta gambir, catechu pallidum (pale catechu).
Kegunaan utama adalah sebagai komponen menyirih. Manfaat gambir dalam bidang kesehatan sebagai campuran obat seperti obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, kumur-kumur, sariawan, sakit kulit, dan obat luar untuk merawat kulit (astragensia).


Pinang
Pinang umumnya ditanam dipekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan. Sebagian tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm. Buahnya berdiameter 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila telah masak pinang berwarna orange. 
Alkaloid dalam pinang adalah arekolin, arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin dan kolin. Arekolin yang toksik, bertindak sebagai nikotin ke dalam sistem saraf. Dapat menyebabkan sawan yang berakhir dengan kelumpuhan. Arekolin digunakan sebagai obat parasit dan cacing serta bertindak seperti asetil kolin. Pinang mengandungi lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Tanin dalam pinang digunakan untuk merawat diare. Manfaat lain pinang, abu pinang digunakan untuk membersihkan gigi, tetapi dapat merusak gigi jika digunakan terlalu belebihan.



Tembakau (Nicotiana)
Tembakau adalah tumbuhan herbal semusim yang ditanam untuk mendapatkan daunnya. Daun dari tembakau sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung. Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin (sejenis neurotoksin) yang berbahaya.


 Kapur
Kapur berwarna putih likat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang dibakar. Hasil dari debu cangkang tersebut perlu dicampurkan air supaya memudahkan untuk disapukan ke daun sirih bila diperlukan. Terdapat juga beberapa jenis kapur yang tidak sesuai digunakan untuk makan sirih diantaranya kapur yang digunakan dalam pembangunan sejak zaman dulu untuk bahan pengikat.



Lesi-Lesi pada Kebiasaan Menyirih
Preleukoplakia
Preleukoplakia adalah suatu lesi yang dapat dijumpai pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menyirih di mana gambaran klinisnya yang spesifik berupa lesi berwarna abu-abu ataupun putih keabu-abuan tetapi bukan merupakan lesi putih dan disertai pola lobular yang sedikit di mana pola tersebut memiliki batasan yang tidak jelas dan dikarakteristikkan sebagai reaksi tingkat rendah atau sedang dari suatu lesi.



Leukoplakia
Leukoplakia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya bercak putih yang tidak normal dan tidak dapat dihapus dan terdapat pada membran mukosa. Untuk menentukan diagnosa yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti, baik secara klinis maupun histopatologi.

Lesi Submukosa Oral / OSF (Oral Submucous fibrosis)
OSF dapat didiagnosa apabila secara klinis ditemukan adanya bekas yang jelas pada mukosa oral dan akan membatasi pergerakan mulut ataupun lidah. Hal ini dapat terdeteksi dan dapat dirasa dengan menggerakkan sudut tumpul kaca mulut ke depan dan ke belakang sepanjang mukosa pipi. Mukosa bukal akan terlihat atropi dengan adanya stain akibat menyirih. Bagian palatum akan terlihat pucat dan uvula mengalami pengerutan.
OSF didefenisikan bila terdapat satu atau lebih karakteristik, yaitu :
1.) dapat diraba dengan bentuk seperti pita,
2.) tekstur dari lesi terasa kasar dan keras; dan
3.) mukosa oral memucat.
Lesi Mukosa Penyirih
Lesi mukosa penyirih adalah suatu kondisi di mana mukosa mulut cenderung mengalami deskuamasi yang dapat disebabkan langsung oleh komposisi bahan-bahan menyirih atau efek traumatik pada saat mengunyah sirih atau kedua-duanya. Lesi mukosa penyirih dapat dilihat dan dirasakan. Mukosa ini merupakan daerah yang kasar dan hal ini dapat juga dikarenakan adanya penggabungan antara bahan-bahan sirih dalam bentuk kerak dengan lapisan mukosa yang berwarna kuning/coklat kemerahan.
Lesi ini secara umum terlihat pada pengunyahan sirih dan terlokalisir tergantung pada tempat biasanya ramuan sirih diletakkan dan memiliki satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :
  1. perubahan warna mukosa,
  2. adanya permukaan yang kasar/keriput,
  3. penebalan mukosa,
  4. permukaan epitel yang scrapable atau non-scrapable.
Lesi ini biasanya terdapat di mukosa bukal baik unilateral ataupun bilateral. Biasanya menunjukkan lesi putih berwarna putih keabuan yang tidak dapat dibersihkan. Secara klinis permukaan mukosa kasar dan adanya tekstur seperti Linen dan secara patologis terlihat epitel mengalami parakeratinisasi.
Lesi mukosa penyirih harus dapat dibedakan dengan lesi akibat kebiasaan mengigit, di mana kedua lesi ini mirip baik secara klinis maupun histologi. Sebagai contoh, lesi akibat kebiasaan mengigit adalah kebiasaan yang tidak disengaja. Sedangkan lesi mukosa penyirih adalah lesi yang disengaja.

Kanker Rongga Mulut
Kanker adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang disebabkan oleh perubahan yang multiple pada gen dan menyebabkan kematian sel. Pada akhirnya berubah menjadi populasi sel yang dapat menginvasi jaringan dan bermetastase ke tempat-tempat yang lain dan jauh. Kanker dapat menyebabkan kematian yang signifikan jika tidak dirawat.

Pemeriksaan Sitologi Mulut
Pemeriksaan ini mempunyai keterbatasan, sebab yang dievaluasi hanya sel-sel permukaan, sehingga tidak dapat dipakai untuk menggantikan biopsi. Meskipun demikian, pemeriksaan ini sangat bermakna untuk mendeteksi keganasan dalam mulut yang tidak diduga sebelumnya. Pemeriksaan sitologi mulut digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk membantu menegakkan diagnosa. Prosedur ini sederhana, tetapi mempunyai hasil yang cukup akurat dalam mendeteksi beberapa lesi-lesi pada rongga mulut. Pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopis sel-sel yang dikerok dari permukaan suatu lesi di dalam mulut.
Keuntungan dari pemeriksaan sitologi adalah sangat sederhana, tidak sakit, murah, cepat, dan tidak menimbulkan pendarahan. Di samping keuntungan, pemeriksaan sitologi mulut mempunyai kelemahan karena keterbatasan dalam analisis seperti:
a)      hanya masing-masing individu sel yang dievaluasi, sehingga gambaran patologis hanya tergambar pada atau di dalam sel itu sendiri seperti pembesaran inti, pewarnaan inti dan lain-lain,
b)      hanya perubahan patologi yang hanya sel permukaan epitel saja,
c)      hubungan sel dengan jaringan tidak dapat dievaluasi seperti pada pemeriksaan histopatologi biopsi.
Ada 3 jenis lesi mukosa yang dapat dilakukan pemeriksaan sitologi, yaitu lesi vesicular, erytroplakia, dan lesi putih yang dapat dikerok. Ketiga lesi ini merefleksikan pola klinis pada tiga penyakit paling umum yaitu kanker atau precancer dyplasia, herpes dan candidiasis.
Pola Sitologi
Pada pemeriksaan sitologi, sel normal memiliki sitoplasma yang besar, membrane plasma yang baik, satu nucleus, satu nucleolus dan bentuk kromatin yang baik. Tetapi sel normal dapat mengalami perubahan apabila diberi rangsangan-rangsangan terus menerus dan hal ini dapat menyebabkan perubahan struktur sel. Perubahan struktur sel meliputi :
1.      perubahan membran plasma seperti bula;
2.      perubahan mitokondria seperti pembengkakan;
3.      dilatasi reticulum endoplasma; dan
4.      perubahan nucleus.


Perubahan nucleus memiliki tiga pola yakni :
1)      karyolysis di mana dinding inti sel terputus-putus;
2)      pyknosis di mana ukuran inti sel mengecil dan kromatin mengalami perubahan menjadi massa yang padat dan tidak berbentuk;
3)      karyorrhexis di mana inti sel pecah dan kromatinnya hancur menjadi granul-granul yang tidak berbentuk. Ketiga pola ini merupakan pola yang menggambarkan sel nekrosis.

Indikasi dan Kontra Indikasi
Pemeriksaan sitologi sebaiknya dilakukan pada :
1.      Lesi yang penampilan klinisnya tidak mencurigakan sehingga tidak ada alasan untuk dilakukan biopsi,
2.      Lesi yang luas/multipel sehingga tempat yang tepat untuk biopsi tidak dapat ditentukan,
3.      jika terdapat kendala, baik pada penderita ataupun pada dokter untuk tindakan biopsi,
4.      sebagai tindak-lanjut untuk mengevaluasi mukosa mulut bekas lesi ganas yang telah diangkat atau yang telah diradiasi,
5.      lesi yang letaknya pada regio yang sulit untuk dilakukan biopsi seperti pada region posterior laring,
6.      adanya suspect herpes/candida.

Pemeriksaan sitologi sebaiknya tidak dilakukan pada
1)      lesi yang jelas suatu kanker/dicurigai kanker yang harus dibiopsi,
2)      penderita yang tidak dapat kembali pada kunjungan berikutnya untuk tindak-lanjut pemeriksaan lesi di dalam mulutnya,
3)      lesi submukosa yang ditutupi mukosa normal,
4)      lesi pada bibir yang kering atau tertutup krusta,
5)      lesi putih yang tidak dapat dikerok.

BAB III
KESIMPULAN
Nyirih memang dapat memperkua gigi, tetapi dengan menyirih juga dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dan bahkan juga menimbulkan kanker rongga mulut dan bisa meng akibat kan kematian. Karena  adanya bahan-bahan berbahaya yang mungkin tidak dibolehkan untuk campuran dalam menyirih tetapi di gunakan untuk menyirih