BAB I
PENDAHULUAN
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini.Solawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya di yaumul kiyamah. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua amien.
A.
Latar belakang
Menyirih merupakkan kebutuhan pokok masarakat
papua di samping sandang
Dan pangan.Masalah menyirih
merupakan masalah yang mempuyai pengaruh bagi kesehatan
Menyirih
merupakan salah satu kebutuhan masarakat papua sehari-hari pagi, siang, sore
dan malam sebagai kebutuhan pokok menyirih bisa menguatkan gigi dan menjauhkan
si pengguna sakit gigi, tetapi juga mempunyai efek samping yang mengerikan
seperti kangker rongga mulut dan bisa berakibat kematian
Menyirih
pada dasarnya tidak baik bagi kesehatan si pengguna karna menggunakan
bahan-bahan campuran yang berbahaya sudah saatnya kita generasi-generasi mmuda
untuk bergaya hidup yang lebih baik dan sehat
Tujuan
Untuk menambah pengetahuan tentang tradisi-tradisi
atau budaya-budaya yang ada disekitar kita. Dan juga untuk mengetahui lebih
dalam tentang apa itu menyirih, manfaat menyirih, dan juga dampak apa saja yang
akan timbul jika menyirih.
BAB II
PEMBAHASAN
TRADISI NYIRIH MASYARAKAT PAPUA
Sirih adalah tumbuhan merambat di
pohon lain, daunnya berasa agak pedas, biasa dikunyah bersama dng pinang,
kapur, gambir sbg makanan yg mencandu, penguat gigi, dsb;
Menyirih adalah memakan atau mengunyah sirih.
Menyirih mempunyai beberapa manfaat
seperti meningkatkan kapasitas bekerja, menimbulkan sensasi panas dalam tubuh
dan meningkatkan kewaspadaan. Menyirih juga dilakukan oleh orang-orang kurang
mampu untuk menghindari kebosanan dan menekan rasa lapar.
Kegiatan menyirih amat sangat banyak
dijumpai di papua dan di daerah indonesia lainnya sebagian besar orang yang
gemar menyirih adalah orang-orang lansia atau orang-orang yang sudah berusia
lanjut dan orang-orang yang masih menghormati adat-adat atau budaya-budaya
warisan leluhur atau nenek moyangnya.
Menyirih biasanya dilakukan untuk
mengisi waktu luang mereka, karena mereka beranggapan bahwa dengan menyirih
mereka juga bisa menghilangkan bebanfikiran yang sedang mereka hadapi, bisa
mengganjal rasa lapar, mengusir rasa kejenuhan, dan juga bisa memperkuat gigi
mereka. Menyirih juga merupakan hobi bagi mereka.
Kegiatan menyirih, melalui beberapa
penelitian dapat menimbulkan efek negatif terhadap jaringan mukosa oral. Adapun
faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya efek negatif terhadap jaringan
mukosa di rongga mulut akibat kebiasaan menyirih adalah komposisi menyirih,
frekuensi menyirih, durasi menyirih dan penggunaan sepanjang malam.
Komposisi Menyirih
Berdasarkan kandungan utamanya,
campuran sirih adalah kombinasi dari daun sirih, biji pinang dan kapur (aqueous
calcium hydroxide past ), tembakau dan gambir. Ada beberapa istilah dan
jenis campuran dalam mengunyah sirih seperti pan masala (biji pinang,
kapur, catechu, dan campuran lainnya), mainpuri (tembakau, kapur,
biji pinang, camphor dan cengkeh), mawa (biji pinang, tembakau,
kapur), khaini (tembakau dan kapur), dan gutka (pan masala ditambah
tembakau).
Sirih (Piper Betle)
Sirih adalah nama sejenis tumbuhan
merambat, di mana daun dan buahnya dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur.
Tanaman merambat ini dapat mencapai
tinggi 15 m, batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas
dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau
yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm.
Bahan-bahan yang terdapat dalam daun sirih ialah kalsium nitrat, sedikit gula
dan tannin.7,8
Adanya minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak
terbang (betelphenol), pati, diatase, gula, zat samak dan chavicol yang
memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan anti jamur (fungisida).
Sirih juga bermanfaat untuk menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri
dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka
pada kulit, dan gangguan pencernaan.
Gambir (Uncaria Gambir)
Gambir dibudidayakan pada lahan
ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulai dari topografi yang agak
datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai tanaman perkebunan di
pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya biasanya semiintensif, jarang
diberi pupuk dan hanya dilakukan pembersihan dan pemangkasan saja. Gambir pada
umumnya digunakan untuk menyirih. Gambir memiliki daun berbentuk lonjong dan
permukaannya licin. Bunganya berwarna kelabu.
Gambir merupakan ekstrak dari daun
dan ranting tanaman gambir, yang disedimentasikan kemudian dicetak dan
dikeringkan. Hampir 95% produksi dibuat menjadi produk ini, yang biasanya
dinamakan betel bite atau pan masala. Bentuk cetakan biasanya
silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat kehitaman. Bentuk lainnya
adalah bubuk atau biskuit. Nama lainnya adalah catechu, gutta gambir,
catechu pallidum (pale catechu).
Kegunaan utama adalah sebagai
komponen menyirih. Manfaat gambir dalam bidang kesehatan sebagai campuran obat
seperti obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, kumur-kumur, sariawan,
sakit kulit, dan obat luar untuk merawat kulit (astragensia).
Pinang
Pinang umumnya ditanam dipekarangan,
di taman-taman atau dibudidayakan. Sebagian tumbuh liar di tepi sungai dan
tempat-tempat lain. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m,
diameter 15-20 cm. Buahnya berdiameter 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila
telah masak pinang berwarna orange.
Alkaloid dalam pinang adalah arekolin,
arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin dan kolin.
Arekolin yang toksik, bertindak sebagai nikotin ke dalam sistem saraf. Dapat
menyebabkan sawan yang berakhir dengan kelumpuhan. Arekolin digunakan sebagai
obat parasit dan cacing serta bertindak seperti asetil kolin. Pinang
mengandungi lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Tanin dalam pinang
digunakan untuk merawat diare. Manfaat lain pinang, abu pinang digunakan untuk
membersihkan gigi, tetapi dapat merusak gigi jika digunakan terlalu belebihan.
Tembakau (Nicotiana)
Tembakau adalah tumbuhan herbal
semusim yang ditanam untuk mendapatkan daunnya. Daun dari tembakau sering
digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun
digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau
dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung. Tembakau
mengandung zat alkaloid nikotin (sejenis neurotoksin) yang berbahaya.
Kapur
Kapur berwarna putih likat seperti
krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang dibakar. Hasil dari debu
cangkang tersebut perlu dicampurkan air supaya memudahkan untuk disapukan ke
daun sirih bila diperlukan. Terdapat juga beberapa jenis kapur yang tidak
sesuai digunakan untuk makan sirih diantaranya kapur yang digunakan dalam
pembangunan sejak zaman dulu untuk bahan pengikat.
Lesi-Lesi pada Kebiasaan Menyirih
Preleukoplakia
Preleukoplakia adalah suatu lesi
yang dapat dijumpai pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menyirih di mana
gambaran klinisnya yang spesifik berupa lesi berwarna abu-abu ataupun putih
keabu-abuan tetapi bukan merupakan lesi putih dan disertai pola lobular yang
sedikit di mana pola tersebut memiliki batasan yang tidak jelas dan
dikarakteristikkan sebagai reaksi tingkat rendah atau sedang dari suatu lesi.
Leukoplakia
Leukoplakia merupakan suatu istilah
yang digunakan untuk menunjukkan adanya bercak putih yang tidak normal dan
tidak dapat dihapus dan terdapat pada membran mukosa. Untuk menentukan diagnosa
yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti, baik secara klinis maupun
histopatologi.
Lesi Submukosa Oral / OSF (Oral Submucous fibrosis)
OSF dapat didiagnosa apabila secara
klinis ditemukan adanya bekas yang jelas pada mukosa oral dan akan membatasi
pergerakan mulut ataupun lidah. Hal ini dapat terdeteksi dan dapat dirasa
dengan menggerakkan sudut tumpul kaca mulut ke depan dan ke belakang sepanjang
mukosa pipi. Mukosa bukal akan terlihat atropi dengan adanya stain akibat
menyirih. Bagian palatum akan terlihat pucat dan uvula mengalami pengerutan.
OSF didefenisikan bila terdapat satu atau lebih
karakteristik, yaitu :
1.) dapat diraba dengan bentuk seperti pita,
2.) tekstur dari lesi terasa kasar dan keras; dan
3.) mukosa oral memucat.
Lesi Mukosa Penyirih
Lesi mukosa penyirih adalah suatu
kondisi di mana mukosa mulut cenderung mengalami deskuamasi yang dapat
disebabkan langsung oleh komposisi bahan-bahan menyirih atau efek traumatik
pada saat mengunyah sirih atau kedua-duanya. Lesi mukosa penyirih dapat dilihat
dan dirasakan. Mukosa ini merupakan daerah yang kasar dan hal ini dapat juga
dikarenakan adanya penggabungan antara bahan-bahan sirih dalam bentuk kerak
dengan lapisan mukosa yang berwarna kuning/coklat kemerahan.
Lesi ini secara umum terlihat pada
pengunyahan sirih dan terlokalisir tergantung pada tempat biasanya ramuan sirih
diletakkan dan memiliki satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :
- perubahan warna mukosa,
- adanya permukaan yang kasar/keriput,
- penebalan mukosa,
- permukaan epitel yang scrapable atau non-scrapable.
Lesi ini biasanya terdapat di mukosa bukal baik
unilateral ataupun bilateral. Biasanya menunjukkan lesi putih berwarna putih
keabuan yang tidak dapat dibersihkan. Secara klinis permukaan mukosa kasar dan
adanya tekstur seperti Linen dan secara patologis terlihat epitel
mengalami parakeratinisasi.
Lesi mukosa penyirih harus dapat
dibedakan dengan lesi akibat kebiasaan mengigit, di mana kedua lesi ini mirip
baik secara klinis maupun histologi. Sebagai contoh, lesi akibat kebiasaan
mengigit adalah kebiasaan yang tidak disengaja. Sedangkan lesi mukosa penyirih
adalah lesi yang disengaja.
Kanker Rongga Mulut
Kanker adalah pertumbuhan sel yang
abnormal yang disebabkan oleh perubahan yang multiple pada gen dan menyebabkan
kematian sel. Pada akhirnya berubah menjadi populasi sel yang dapat menginvasi
jaringan dan bermetastase ke tempat-tempat yang lain dan jauh. Kanker dapat
menyebabkan kematian yang signifikan jika tidak dirawat.
Pemeriksaan Sitologi Mulut
Pemeriksaan ini mempunyai
keterbatasan, sebab yang dievaluasi hanya sel-sel permukaan, sehingga tidak
dapat dipakai untuk menggantikan biopsi. Meskipun demikian, pemeriksaan ini
sangat bermakna untuk mendeteksi keganasan dalam mulut yang tidak diduga
sebelumnya. Pemeriksaan sitologi mulut digunakan sebagai pemeriksaan tambahan
untuk membantu menegakkan diagnosa. Prosedur ini sederhana, tetapi mempunyai
hasil yang cukup akurat dalam mendeteksi beberapa lesi-lesi pada rongga mulut.
Pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopis sel-sel yang
dikerok dari permukaan suatu lesi di dalam mulut.
Keuntungan dari pemeriksaan sitologi
adalah sangat sederhana, tidak sakit, murah, cepat, dan tidak menimbulkan
pendarahan. Di samping keuntungan, pemeriksaan sitologi mulut mempunyai
kelemahan karena keterbatasan dalam analisis seperti:
a) hanya masing-masing
individu sel yang dievaluasi, sehingga gambaran patologis hanya tergambar pada
atau di dalam sel itu sendiri seperti pembesaran inti, pewarnaan inti dan
lain-lain,
b) hanya
perubahan patologi yang hanya sel permukaan epitel saja,
c) hubungan sel
dengan jaringan tidak dapat dievaluasi seperti pada pemeriksaan histopatologi
biopsi.
Ada 3 jenis lesi mukosa yang dapat
dilakukan pemeriksaan sitologi, yaitu lesi vesicular, erytroplakia, dan lesi
putih yang dapat dikerok. Ketiga lesi ini merefleksikan pola klinis pada tiga
penyakit paling umum yaitu kanker atau precancer dyplasia, herpes dan
candidiasis.
Pola Sitologi
Pada pemeriksaan sitologi, sel
normal memiliki sitoplasma yang besar, membrane plasma yang baik, satu nucleus,
satu nucleolus dan bentuk kromatin yang baik. Tetapi sel normal dapat mengalami
perubahan apabila diberi rangsangan-rangsangan terus menerus dan hal ini dapat
menyebabkan perubahan struktur sel. Perubahan struktur sel meliputi :
1. perubahan
membran plasma seperti bula;
2. perubahan
mitokondria seperti pembengkakan;
3. dilatasi
reticulum endoplasma; dan
4. perubahan
nucleus.
Perubahan nucleus memiliki tiga pola yakni :
1) karyolysis di mana
dinding inti sel terputus-putus;
2) pyknosis di mana
ukuran inti sel mengecil dan kromatin mengalami perubahan menjadi massa yang
padat dan tidak berbentuk;
3) karyorrhexis
di mana inti
sel pecah dan kromatinnya hancur menjadi granul-granul yang tidak berbentuk.
Ketiga pola ini merupakan pola yang menggambarkan sel nekrosis.
Indikasi dan Kontra Indikasi
Pemeriksaan sitologi sebaiknya dilakukan pada :
1. Lesi yang
penampilan klinisnya tidak mencurigakan sehingga tidak ada alasan untuk
dilakukan biopsi,
2. Lesi yang
luas/multipel sehingga tempat yang tepat untuk biopsi tidak dapat ditentukan,
3. jika
terdapat kendala, baik pada penderita ataupun pada dokter untuk tindakan
biopsi,
4. sebagai
tindak-lanjut untuk mengevaluasi mukosa mulut bekas lesi ganas yang telah
diangkat atau yang telah diradiasi,
5. lesi yang
letaknya pada regio yang sulit untuk dilakukan biopsi seperti pada region
posterior laring,
6. adanya
suspect herpes/candida.
Pemeriksaan sitologi sebaiknya tidak dilakukan pada
1) lesi yang
jelas suatu kanker/dicurigai kanker yang harus dibiopsi,
2) penderita
yang tidak dapat kembali pada kunjungan berikutnya untuk tindak-lanjut
pemeriksaan lesi di dalam mulutnya,
3) lesi
submukosa yang ditutupi mukosa normal,
4) lesi pada
bibir yang kering atau tertutup krusta,
5) lesi putih
yang tidak dapat dikerok.
BAB III
KESIMPULAN
Nyirih memang dapat memperkua gigi, tetapi dengan
menyirih juga dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dan bahkan juga menimbulkan
kanker rongga mulut dan bisa meng akibat kan kematian. Karena adanya bahan-bahan berbahaya yang mungkin
tidak dibolehkan untuk campuran dalam menyirih tetapi di gunakan untuk menyirih